Community? It’s the next more challenges for me. Well, for this week, I’d like to show a tradition in Semarang, Central Java for welcoming fasting month. It’s called Dugderan, and at the time I had a chance to document people dressed up in accordance to their community and showed their wonderful costumes. I love to shoot cultural event, why? because it’s the time where I can see people dressed up in their traditional attires (show up the community, right?), as it’s hard to see it in our daily lives coz of globalization. Here they are! Taken from Dugderan event 2011
Javanese attires 2
The attires 3
Combination between Kebaya and hijab (still community)
Complete
High schoolers dressed up in Manchu Chinese attires (some combined with hijab)
In another ocassion, I also took some pictures in Semarang Balinese Festival 2013 held welcoming ‘Nyepi’ day which is celebrated among Balinese Hindus. There were fashion shows, music performances and preparing canang (offerings).
Preparing Canang
Gossiping?
Special for this week’s challenge
Love,
Bambang Priantono
Menyenangkan sekali bisa dapat kesempatan melihat festival seperti ini Mas.
Betul, kadang sampai sekarang masih terpikir..betapa beruntungnya. Sayang yang festival keraton internasional di Monas minggu lalu gak bisa datang, habis sakit.
I love to see people in their native costumes. They’re always so colorful and distinct. Thank you for liking my About page.
Here is my entry for this week’s challenge: Community (and Sub-communities)
http://fstopfantasy.wordpress.com/2013/12/13/weekly-photo-challenge-community-and-sub-community/
Thank you Cris, and it’s wonderful moment to see them in traditional attires though only for special events.
Let me see yours now..hehehe…
My native costume comes out every winter. They’re called long johns or thermals. New snow last night; new long johns. 🙂
Hehehehe, do you ever show it in your blog?
Uh, no, not really. I’m pretty much past the age of exhibitionism. 🙂 Besides, that could get pretty ugly.
Hehehehehee….
🙂
🙂
Saya suka! Great post. I fell in love with your country on my first overseas adventure in 2009 (Bali), and revisited in 2010 (Bali), and also in October (Lombok). You’ve captured the beautiful traditions that are so well preserved and strong today. I look foward to making my way west to Jawa in the future.
Terima kasih, salamet malam.
Anna
Apa kabar Anna!
Thanks for your appreciation and impressions on my country. Though those attires are mostly worn for formal or cultural events, but I will always love it. I hope you can come to Jawa sooner.
Terima kasih kembali ya..
Nono 🙂
🙂
Unikk festivalnya… Tiap tahun digelar di Semarang atau cuma di tahun 2011 aja? 🙂
Setiap tahun kok, itu biasa menjelang bulan Ramadan. Seminggu sebelum Ramadan ada pasar Dugderan, dan sehari menjelang Ramadan ada festival itu. Jadwal pasti ada. 🙂
🙂
Dimana ini?
Di Semarang semua.
Ooh.. festival apa?
Yang atas pas Dugderan, yang dua terakhir Maret kemarin Festival Bali Semarang 2013 menyambut Nyepi. Kan aku tulis disitu.
Hihihi… Ga baca, fokus liat gambar-gambarnya aja
Ooooo….baca aja deh…mau bobo dulu.
okay. mat istirahat
Makasih….seneng aja mulai rame disini. Meski audiensnya sudah beda.
Karena foto-fotonya bagus dan bercerita.
Sepertinya kau berbakat bercerita melalui foto, Mas.
Kalau dipikir2 banyak perubahan yg terjadi sejak pindah ke WP. Gaya MP sudah kutinggalkan, dan bahasa lebih dominan Inggris. Audiens juga kebanyakan orang luar, dan meski cuma like-pun aku sudah puas kok. Sudah gak ada yang kukejar lagi selain berteman dan nyari sesuatu yang lebih menarik.
MP sudah masa lalu. Tapi takkan dilupakan.
Memulai yang baru adalah step forward buat diri kita sebagai manusia. Karena ga selamanya kita musti hidup dalam satu obsesi yang mungkin menurut Allah bukan terbaik buat kita.
Berat emang keluar dari masa lalu atau obsesi yang tidak bisa kita kejar. Tapi setidaknya lebih tenang. Hidup seperti air mengalir, tetapi tetap kita kontrol.
Betul, dan itu yang kurasakan saat ini. Teman datang dan pergi, gaya ngeblogpun berubah sesuai dengan kondisinya. Sempat aku kecewa kok dengan hilangnya MP, tapi kini sudah direlakan…posting2 masa lalu banyak yg hilang, bisa jadi itu sekaligus hapus yang mudarat2 selama ngempi.
Menulis jangan untuk mencari publikasi, membaca untuk menambah wawasan. Itu lebih menyenangkan, jadinya ikhlas ga pamrih
Itu sudah masa lalu, kalau OOT-OOTan ala MP kadang aku lakuin di FB, inget, aku tetep aku…gitu aja. Komunikasi dengan teman2 MPpun sudah jarang sekali meski ketemu di FB. Intinya sekarang teman2 baru dari manca ini yang aku rawat.
Dulu pernah kepikiran bikin buku, tapi selama Indonesia masih belum bisa menghargai penulis buku, mungkin aku tidak akan melakukannya.
Very colorful photos indeed. 🙂
Thank you Zen 🙂
You’re welcome. 🙂
🙂
Dugderan itu tradisi hanya di setiap awal bulan Ramadhan ya?
mbok sampeyan kalo ada waktu posting history.. bagaimana upacara adat Jawa menyatu dengan hari besar Islam.
He-eh…kan aslinya untuk mengabarkan kapan jatuhnya puasa sekaligus mengumpulkan warga agar bisa guyub dengan bupatinya.
Insyaallah sih kalau sempet Mas, tapi harus nambah2 referensi dulu biar mantep. Mungkin habis mudik nanti.